-
Sangat menarik apabila kita mengupas tentang kefanatikan supporter sepakbola lebih jauh. Bagi saya kefanatikan supporter sepakbola bisa dibilang sebagai sebuah misteri, bagaimana tidak, sebuah permainan dapat melibatkan emosi penontonnya sedemikian hebat. Apabila pemain di kasari lawan, supporter akan marah, bahkan lebih marah dari pemain yang di kasari, tidak jarang cacian dan makian diteriakkan oleh para supporter. Begitupun kalau wasit dinilai bertindak berat sebelah, hujatan pasti di alamatkan kepadanya. Belum lagi kerusuhan antar supporter yang kadang menimbulkan korban, dan itu semua tidak hanya terjadi di negara kita, tapi juga di negara- negara lain, bahkan di negara maju sekalipun. Bisa anda bayangkan, semua itu hanya berawal dari sebuah permainan.
Kecenderungan supporter sepakbola yang fanatik rasanya sulit ditandingi oleh kefanatikan dalam bidang olahraga lain. Belum pernah saya melihat atau mendengar terjadi kerusuhan dalam pertandingan olah raga Catur, jangankan kerusuhan, teriakan atau cacian bahkan yel-yel dukungan dari penontonpun boleh dibilang tidak ada, pernahkah anda bayangkan dalam pertandingan Catur penonton berteriak-teriak untuk menekan mental pemain, seperti : “Pion anj*ng”, atau mungkin, “Ster gob*og”, atau yel-yel seperti : “kuda - benteng sama saja... asal jangan luncur... luncur itu anj*ng”. Saya rasa anda tidak akan pernah menemukan hal seperti itu, begitupun dalam cabang olahraga lain seperti : Lempar Lembing, Bridge, Renang dll.
Tapi itulah asyiknya olah raga sepak bola, keriuhan suara penonton yang kadang-kadang seperti akan membuat stadion rubuh menjadi suatu hal yang membuat olah raga ini berbeda. Bahkan di beberapa negara sepak bola sudah di anggap sebagai agama.
Persib Bandung merupakan tim terbesar di negara kita, sarat prestasi, penuh dengan pemain bintang dan supporter yang banyak. Konon menurut survey supporter Persib Bandung adalah yang terbanyak di dunia bahkan mengalahkan supporter Manchester United. Supporter Persib Bandung yang dikenal dengan sebutan “Bobotoh” ini juga dikenal sangat fanatik, mendukung memakai hati, slogan-slogan seperti: cul anak cul pamajikan demi Persib, Persib jiwa raga kami dan lain-lain bukan hanya sekedar tulisan atau isapan jempol belaka, tapi memang begitulah adanya.
Itulah misteri sepak bola, kadang-kadang kefanatikan supporternya tidak bisa diterima oleh akal sehat, oleh orang yang tidak menyukai sepak bola. Itu hanya bisa dirasakan oleh kita para supporter, misteri itu hanya akan menjadi milik kita... supporter sejati... supporter Persib Bandung.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
PERSIB HISTORY, sejarah terlengkap sang juara dari awal berdiri, era perserikatan hingga sekarang, juga dilengkapi dengan download Wallpaper dan Video Persib
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More …
-
Menurut pengamatan kami, keberadaan calo di pertandingan PERSIB sudah ada di era 70’an. Bahkan mungkin lebih tua dari itu seandainya saja kami mau menelusuri lebih dalam lagi. Namun terlepas dari itu semua, seorang calo jaman dahulu sampai sekarang masih konsisten dengan “gaya”nya yang membuat sebuah harga tiket jadi jauh melambung.
Pertandingan PERSIB yang selalu menjadi magnet bagi para bobotoh adalah ladang empuk bagi para calo untuk mengambil kesempatan itu. Sejatinya harga pertandingan PERSIB yang bisa dikategorikan sudah mahal (dibandingkan dengan pertandingan sepakbola di kota lainnya), merangkak naik hingga ratusan persen di tangan para calo. Tengok saja pertandingan PERSIB melawan klub-klub yang dianggap rival seperti Persija, Arema, dan lainnya, untuk sebuah tiket VIP dari harga normal sekitar 125 ribu rupiah bisa menembus angka 500 ribu bahkan lebih!
Sebenarnya calo-calo ini bisa dikelaskan menjadi 2 kategori, yang pertama dan umum dijumpai adalah mereka yang menawarkan langsung ke calon penonton. Biasanya kelompok ini adalah pengecer. Sedangkan kategori kedua adalah Bandar, dialah yang mendistribusikan tiket kepada calo-calo pengecer. Hebatnya lagi si Bandar ini selalu punya cara untuk memperoleh tiket. Kenapa bisa dibilang hebat? Bandingkan dengan bobotoh yang bermaksud menonton pertandingan, mereka sudah berjuang memburu tiket secara resmi dari beberapa hari sebelumnya, bahkan di hari H banyak yang sudah mengantri di depan loket resmi dari subuh! Tapi hasilnya, ungkapan klise yang sudah ada sejak jaman dahulu: TIKET SUDAH HABIS. Sementara di tangan calo, gepokan tiket dari bermacam tribun mereka punyai. Alhasil bobotoh harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk menyaksikan tim kesayangannya itu.
Kepengurusan sudah berganti beberapa kali, begitupun dengan panpel, tapi tetap saja calo selalu eksis seolah menjadi profesi legendaris dan bagian sejarah dari PERSIB itu sendiri. Jika ada pertanyaan, bisakah profesi calo dihilangkan? jawabannya bisa saja, tapi perlu keseriusan dalam menangani hal ini.
Selain itu, kondisi "pertiketan" semakin diperparah oleh adanya pendukung karbitan, ketidakmampuan mereka untuk membeli tiket , mereka salurkan dengan cara menyuap oknum petugas yang menjaga pintu. Kebiasaan bodoh antara petugas dan pendukung karbitan ini sudah terjadi dari jaman bareto.
Oknum petugas yang sudah diberi amanah untuk suksesnya penyelanggaraan pertandingan justru menjadi musuh dalam selimut. Dari mulai menerima uang sogokan secara langsung sampai mendaur ulang tiket yang sengaja tidak dirobek untuk dijual kembali. Miris! Ngakunya beragama tapi mencari tambahan penghasilan dari cara kotor seperti itu. Harapan kami tentunya pihak Panpel lebih tegas dan selektif dalam memilih petugas di pintu masuk. Sementara “peupeujeuh” untuk para bobotoh yang menemui oknum petugas seperti itu: LAWAN! TUHAN BERSAMA ORANG-ORANG YANG BERANI!
----------------------------------------------------------------------------------------------------
PERSIB HISTORY, sejarah terlengkap sang juara dari awal berdiri, era perserikatan hingga sekarang, juga dilengkapi dengan download Wallpaper dan Video Persib
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Read More …