PERSIB History

Republik Design - Astrajingga Emoticon
WILUJENG TEPANG TAUN PERSIB BANDUNG NU KA 81 TAHUN!! PERJALANAN PANJANG INI MEMBUAT CATATAN SEJARAH SEMAKIN PANJANG DAN KOMPLEKS, MAKA PERSIBhistory AKAN SEGERA BERUBAH TAMPILAN DAN ADA TAMBAHAN FITUR UNTUK LEBIH MEMAKSIMALKAN PENCATATAN SEJARAH DARI KLUB YANG KITA CINTAI INI...


Nama       : Adeng Hudaya
Lahir        : Garut 30 juni 1957
Posisi      : Libero
Julukan    : -

Pemain kelahiran Cikajang, Garut ini hijrah ke kota Bandung pada tahun 1977 untuk kuliah di FPOK UPI (IKIP). Guna menyalurkan hobinya bermain sepakbola ia masuk klub POP dan selanjut nya POR UNI. Rupanya bakatnya yang hebat yang terbilang istimewa tak lepas dari pantauan para pencari bakat PERSIB. Tak heran dua tahun kemudian Adeng sudah masuk skuad inti. Awalnya Adeng Hudaya menolak bergabung karena ditukangi oleh Marok Janota yang dinilainya kurang cocok dengan gaya bermainnya, tapi akhirnya dia masuk juga ke skuad kebanggaan kota Bandung itu.

Adeng mulai bergabung dengan Tim PERSIB sejak tahun 1979, Adeng pun ikut berjuang dari kampung ke kampung ketika PERSIB terlempar dari divisi utama pada musim kompetisi 1978-1980. Pada awal karir bersama PERSIB Bandung Justru Adeng bukan pemain belakang, ia malah di-plot sebagai striker, Belakangan posisinya berganti-ganti, selain jadi striker ia pun sempat menjadi gelandang, bek sayap hingga Kiper. Sebagi kiper ia pernah turun sebagai pemain cadangan dalam satu laga kompetisi perserikatan 1984. Ceritanya saat itu Wawan dan Boyke yang biasa jadi pelapis Kiper utama Sobur tak bisa turun karena cedera, Adeng terpaksa di siapkan sebagai Kiper dadakan. Adeng baru dapat di tempatkan sebagai libero pada tahun 1985, posisi ini tidak tergantikan sampai mengundurkan diri.

Sebagai pemain muda, ia dipercaya mengenakan ban kapten sejak tahun 1980 menggantikan seniornya Giantoro yang pensiun, sejak saat itu jabatan Kapten PERSIB tak pernah beralih ke orang lain. Tercatat 12 tahun sebagai kapten PERSIB Bandung. Adeng menjadi kapten terlama dalam sejarah PERSIB.Ban kapten PERSIB baru di lepas ketika resmi menyatakan mundur pada tahun 1992. Kiprah Adeng sebagai Kapten sekaligus pemain panutan dalam tim PERSIB Bandung.

Ketika menjadi bagian dari tim nasional Indonesia A yang berlatih di Brasil, ia tidak sempat memperkuat PERSIB di Piala Hasanal Bolkiah (Piala Pesta Sukan II) 1986 di Brunei Darussalam. Tidak meraih gelar bersama PERSIB ia balas dengan membawa Tim Nasional menjadi Juara Piala kemerdekaan.

Bersama PERSIB sudah dua kali merasakan manisnya menjadi juara kompetisi kompetisi perserikatan yaitu pada tahun tahun 1986 dan 1989/1990.

Penampilan Adeng di lapangan hijau terkenal taktis dan elegan, sportif saat berlaga di lapangan hijau jiwa kepemimpinan nya pun cukup kental, tak heran para pelatih PERSIB tak ragu memilih nya sebagai kapten. Sebagai pemain belakang ia tergolong bersih jarang bermain keras. Buktinya selama 13 tahun berkarir dalam skuad PERSIB Adeng hudaya hanya sekali mendapatkan kartu kuning. Hukuman yang ia terima pun bukan karena mengganjal pemain lawan dengan keras melainkan sengaja memegang bola. Saat itu “saya berhadapan dengan striker Persija Kamarudin betay, kalau bola di biarkan saya pasti ketinggalan dan dia tinggal berhadapan dengan kiper ..kan bahaya. Karena itu tanpa pikir panjang bola tersebeut saya tangkap tujuan nya saya saat itu yang penting gawang PERSIB aman.. “ ungkapnya. Lucunya setelah di hadiahi kartu kuning Adeng malah di beri selamat oleh rekan rekan nya dan para pengurus PERSIB, maklum !! berkat tindakan nekadnya gawang PERSIB terhindar dari Gol. Itulah Kartu Kuning Pertama dan sekaligus kartu kuning terkhir selama berkarir bersama tim PERSIB Bandung.

Di luar karier sebagai pemain, ia sempat ditunjuk sebagai Asisten Manajer Bidang Teknik pada musim 2006/2007. Dan saat Arcan Iurie mundur sebagai Pelatih, Adeng Hudaya bersama Robby Darwis, Djadjang Nurjaman, Dino Sefrianto, dan Anwar Sanusi didaulat sebagai Pelatih Kepala.

Sebarkan Artikel Ini Melalui : Facebook Twitter Google+
Republik Design