
Menjelang bergulirnya ISL tahun ini, ada kisah menarik mengenai Fortune Udo yang kontraknya dibatalkan karena dianggap tidak mampu mengimbangi pemain PERSIB yang lain. Ini bisa dibilang sebagai sebagai langkah blunder dari jajaran pelatih (dan manajemen?) mengingat pemilihan pemain (yang terlanjur sudah dipublikasikan sebagai bagian tim) padahal kualitas pemain tersebut belum ternilai sepenuhnya. Kejadian tersebut bukanlah yang pertama terjadi di tubuh PERSIB, meskipun mungkin dengan kasus yang berbeda.
Sekedar flashback, PERSIB mulai membuka diri untuk pemain asing baru di tahun 2003 tepatnya di Liga Indonesia IX. Delapan musim sebelumnya, PERSIB begitu percaya diri menggunakan jasa pemain lokal, bahkan sebelum Liga Indonesia IV, PERSIB masih “malu-malu” untuk membeli pemain luar Bandung/Jawa Barat (baca: pemain yang sudah “jadi”) yang bukan hasil dari binaan sendiri.
Kehadiran pemain asing diharapkan mendongkrak prestasi PERSIB atau paling tidak memberi hiburan atau warna lain bagi permainan PERSIB yang kadung di-identik-an dengan permainan cantik. Namun dalam perjalanannya, ada beberapa pemain asing yang justru kurang bersinar bahkan tidak lebih baik dari pemain-pemain lokal.
Tanpa bermaksud tidak menghargai jerih payah pemain tersebut (juga sosok yang mendatangkan pemain tersebut), kami mencoba memilih 10 pembelian pemain asing yang kami nilai paling gagal sepanjang sejarah PERSIB.
1. Pavel Bocian
Pemain Polandia ini termasuk “paket” Polandia yang didatangkan pada Liga Indonesia IX. Gelombang pertama dari era pemain asing ini sangat jauh dari ekspektasi bobotoh. Sebenarnya 4 pemain Polandia yang didatangkan seperti Mucharsky, Dolega, Orlinski dan Bocian, semuanya masih jauh dari harapan (kecuali Orlinski yang bisa dinilai lumayan secara skill). Tapi khusus untuk Pavel Bocian, pemain yang diplot sebagai pemain bertahan ini dipulangkan lebih awal daripada 3 rekannya.
2. Rodrigo Sanhueza
Merupakan pemain gelombang kedua yang didatangkan setelah “geng” Polandia dianggap gagal. Pemain berposisi striker yang berasal dari Chile ini sebetulnya tidak buruk-buruk amat. Dia juga ikut berjasa dalam menyelamatkan PERSIB dari degradasi di babak playoff tahun 2003. Namun untuk klub sebesar PERSIB, striker ini masih kami anggap belum terlalu tajam atau kurang memberikan kontribusi positif.
3. Christian Molina
Berposisi striker, menjadi rekan duet dari Osvaldo Moreno di tahun 2004. Secara kualitas kami nilai setara dengan Rodrigo Sanhueza di musim sebelumnya. Namun mungkin dia datang di saat yang tidak tepat, sebagai pemain yang diplot menggantikan Julio Lopez (striker dengan skill mumpuni) yang keluar sebelum kontrak selesai, Molina jadi terlihat “biasa saja”.
4. Chioma Okey
Sempat masuk skuad untuk Liga Indonesia XI tahun 2005, namun justru dianggap kalah bersaing dengan pemain belakang lainnya seperti Antonio Claudio, Usep Munandar dan Dadang Hidayat, sehingga pemain ini diputus kontrak ditengah jalan.
5. Nipont Charnawut
Masih di Liga Indonesia XI tahun 2005, pemain ini nasibnya hampir sama persis dengan Chioma Okey.
6. Brahima Traore
Mengisi skuad PERSIB di paruh musim Liga Indonesia XII tahun 2006. Striker asing yang sejatinya diharapkan menciptakan gol demi gol, namun ia lebih banyak menghuni bench karena kalah bersaing dengan striker lokal Maung Bandung.
7. Ayouck Louis Berty
Pemain ini didatangkan berbarengan dengan Brahima Traore, hasilnya sama… kerap mengisi bangku cadangan dan ketika diturunkan kurang memberi kontribusi positif untuk tim.
8. Leo Chitescu
Sebenarnya pemain ini bisa dikategorikan sebagai gelandang yang bagus. Tapi ia datang (tepatnya di paruh musim Liga Indonesia XIII tahun 2007) dalam kondisi yang rumit. Saat itu PERSIB harus kehilangan Eka Ramdani yang harus mengikuti pelatnas jangka panjang. Pemain gelandang Eka adalah “ruh” dan diidolakan bobotoh, sehingga kehilangannya menimbulkan kepanikan dari seorang Arcan Iurie sang pelatih saat itu. Leo Chitescu pun akhirnya diputuskan untuk mengisi kekosongan itu. Namun permasalahan yang lain, PERSIB sudah mengambil semua slot untuk pemain asing, maka harus ada 1 yang dikorbankan. Dan yang dikorbankan adalah Nyeck Nyobe yang notabene pemain belakang tangguh yang kadung diidolakan oleh bobotoh. Maka Leo Chitescu bisa dibilang seorang pemain yang harus menggantikan 2 sosok idola sekaligus, jadi ia harus selalu terlihat bermain sempurna. Sayangnya, Leo tidak sanggup mengemban tugas yang terlalu berat tersebut.
9. Zdravko Dragicevic
Sempat diturunkan di laga perdana LPI (Liga Premiere Indonesia) sebelum PERSIB kemudian memutuskan untuk kembali bergabung dengan ISL. Namun penampilan di laga tersebut dianggap tidak memuaskan akhirnya kontraknya diputus sebelum PERSIB menjalani laga ISL.
10. Moses Sakyi
Bermain di ISL 2011/2012 hanya beberapa pertandingan, sebelum akhirnya tergusur karena tidak sesuai dengan harapan.
Tulisan ini mungkin ada yang setuju dan tidak setuju, itu hal yang lumrah. Namun jika ini adalah pilihan kami, maka bagaimana dengan pendapat anda?
----------------------------------------------------------------------------------------------------
PERSIB HISTORY, sejarah terlengkap sang juara dari awal berdiri, era perserikatan hingga sekarang, juga dilengkapi dengan download Wallpaper dan Video Persib
----------------------------------------------------------------------------------------------------