PERSIB History

Republik Design - Astrajingga Emoticon
WILUJENG TEPANG TAUN PERSIB BANDUNG NU KA 81 TAHUN!! PERJALANAN PANJANG INI MEMBUAT CATATAN SEJARAH SEMAKIN PANJANG DAN KOMPLEKS, MAKA PERSIBhistory AKAN SEGERA BERUBAH TAMPILAN DAN ADA TAMBAHAN FITUR UNTUK LEBIH MEMAKSIMALKAN PENCATATAN SEJARAH DARI KLUB YANG KITA CINTAI INI...

Sejak juara di Liga Pertama, prestasi PERSIB cenderung menurun. PERSIB yang selama ini selalu mempertahankan tradisi tanpa pemain asing, mulai Liga Indonesia IX tahun 2003 tidak kuasa melawan tuntutan iklim sepakbola modern. PERSIB mulai mendatangkan pemain asing dan berharap kehadirannya dapat kembali mengangkat prestasi PERSIB di kancah persepakbolaan tanah air. Tidak tanggung-tanggung, pelatih pun didatangkan dari luar negeri, dia adalah Marek Andrez Sladzianowsky yang berasal dari Polandia. Ada kesamaan nama dan negara dengan mantan pelatih legendaris, Marek Janota. Harapan jutaan bobotoh pun digantungkan pada pelatih yang berpenampilan gondrong tersebut, meskipun sebagian bobotoh masih ada yang kontra akibat dilanggarnya tradisi mengandalkan pemain lokal. Sang pelatih memboyong 4 pemain dari negaranya, yaitu Mariusz Mucharsky (Kiper), Piotr Orlinski, Maciej Dolega dan Pavel Bocian. Nama yang disebut terakhir hanya merumput beberapa pertandingan saja sampai akhirnya kembali ke negaranya. Sementara sisanya merupakan pemain muda lokal hasil seleksi yang dilakukan langsung oleh Marek. Sedangkan pilar-pilar PERSIB saat itu, Cecep Supriatna pindah ke Persijatim Solo FC, Yaris Riyadi memilih hengkang ke Pelita KS, sedangkan Suwita Patha bergabung ke PSS, nama-nama lain seperti Hari Saputra, Sujana, Eka Ramdani, dan Erik Setiawan, juga tidak diikutsertakan kedalam klub. Para pemain muda hasil seleksi antara lain Yoseph Nandang, Rahman F, Jaenal Abidin, Jaja Hidayat, Eka Santika, Imral Usman.

Marek menerapkan gaya sepakbola dengan skema 4-4-2 yang masih belum dikuasai penuh oleh pemain kita yang terbiasa dengan pola 3-5-2. Tetapi Marek jalan terus, tetap yakin dengan sistem yang diterapkannya. Harapan tinggal harapan, kualitas pemain asing asal Polandia itu tidak sesuai harapan (kecuali Piotr Orlinski yang memiliki skill lumayan), bahkan kualitas kepelatihan Marek pun dipertanyakan. PERSIB terbenam di dasar klasemen, hasil dari 12 kali pertandingan tanpa memperoleh kemenangan sekali pun.

Desakan untuk mundur terhadap Marek pun mengalir deras, akhirnya di pertengahan liga, Marek pun harus rela angkat koper lebih cepat kembali ke negaranya, juga dengan trio pemain Polandia-nya. Pelatih yang menggantikan posisi Marek,  sementara adalah Iwan Sunarya dan Bambang Sukowiyono yang tadinya menjabat sebagai asisten. Duet pelatih muda yang merupakan pemain PERSIB ini juga tidak berjalan mulus akibat kualitas pemain yang jauh dari harapan, akhirnya pengurus mengambil langkah untuk mendatangkan kembali pelatih asing, kali ini bernama Juan Antonio Paez dari negara Chile, saat bertugas Marek didampingi oleh Yaya Sunarya dan Kun Syanto sebagai asisten. Sama seperti Marek, sang pelatih baru pun membawa pemain dari negaranya, mereka adalah Claudio Lizama, Alejandro Tobar dan Rodrigo Sanhueza. Sementara pemain lokal yang tergusur adalah Yosep Nandang, Jaja Hidayat dan Rahman F. Untuk menambal kekosongan Paez mengambil pemain jadi dari luar Bandung seperti Marwal Iskandar, Andrian Mardiansyah, Mulyono Geroda, dan Suwandi HS.

Setelah kontrak Mucharzky diputus,  PERSIB mengalami krisis di sektor penjaga gawang, akhirnya PERSIB mendatangkan kiper lokal yang sudah berpengalaman di kancah persepakbolaan nasional, ia adalah Agus Setiawan. Agus begiliran dengan Udin Rafiudin atau Dadang Sudrajat (saat itu masih terbilang muda) sebagai kiper utama.

Permainan PERSIB sedikit membaik, meskipun posisi di klasemen masih berada di papan bawah. Kehadiran Paez memang dirasakan terlambat, PERSIB hampir saja terdegradasi ke Divisi I. Pada klasemen akhir, PERSIB hanya menempati posisi 16 dari 20 tim, sehingga  harus melalui drama babak playoff yang digelar di Stadion Manahan Solo, bersama Persela Lamongan, PSIM Yogyakarta, dan Perseden Denpasar. Untung PERSIB kembali lolos dari degradasi setelah mengalahkan Persela dan PSIM dengan angka 1-0, kemudian imbang 4-4 dengan Perseden. Hasil tersebut membawa PERSIB menempati urutan teratas di klasemen babak playoff, tim kebanggaan warga Jawa Barat ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Skuad PERSIB di Manahan Solo setelah berhasil lolos dari jurang Degradasi

Skuad PERSIB LI IX : Mariusz Mucharsky, Dadang Sudrajat,  Udin Rafiudin, Agus Setiawan (Kiper) Pavel Bocian, Yosep Nandang, Suwandi HS, Dadang Hidayat, Ruhiat, Claudio Lizama,  Jaja Hidayat, Rahman F, M. Yusuf, Andrian Mardiansyah, Marwal Iskandar,  Mulyono Geroda, Jaenal Abidin, Piotr Orlinski, Eka Santika, Aji Nurpijal, Alejandro Tobar, Suladi, Imral Usman, Asep Dayat, Dicky Firasat, Maciej Dolega, Rodrigo Sanhueza.

Sebarkan Artikel Ini Melalui : Facebook Twitter Google+
Categories:
Republik Design