Nama : Rukman
Ia hanya bisa pasrah dengan meratapi cederanya, terlebih lagi PERSIB gagal membawa gelar setelah takluk 0-1.
TTL : Garut, 3 Februari 1937
Posisi : Kanan Luar
Julukan : Si Motor
Mengawali karier sepakbola sebagai pemain klub Pengairan Garut. Tiga tahun kemudian, masuk klub Persigar. Ia terpilih memperkuat PSSI Jabar saat melawan Taiwan di Stadion Siliwangi pada 1956. Penampilannya bersama PSSI Jabar dinilai banyak kalangan sangat berpotensi, hal itu membuat klub-klub di Bandung berniat merekrutnya. R. Ading Afandi pimpinan klub Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) kemudian memboyong Rukman pada 1957. Pada tahun yang sama dia masuk tim Jabar pada PON 1957 dan PERSIB junior. Baru pada 1958, dia masuk tim PERSIB senior, seangkatan dengan Parhim, Kiat Sek, Omo, Ade Dana, Rukma, Sulaeman, Nandang, Iwan S., Ahyar, Kaelani, Wowo dll. Rukman berposisi di kanan luar yang sangat ditakuti oleh lawan, karena larinya yang cepat, dia dijuluki "Si Motor". Ia ikut andil bersama PERSIB ketika meraih juara Kompetisi Perserikatan 1961.
Sedangkan di Tim Nasional, Rukman pernah bermain dengan beberapa nama besar yang menjadi legenda sepakbola Indonesia seperti Ramang, Mapakaya, Jon Simon, M Saelan, dll. Rukman tampil pada uji coba internasional melawan Kosta Rika, Army Club Uni Sovyet, Swedia. Rukman pun ikut diboyong Tony Pogacnikl (pelatih PSSI saat itu) saat Timnas melakukan Tur Asia pada tahun 1962 dan masuk timnas Asian Games 1962.
Pada tahun 1964, dia memiliki pengalaman pahit. Sebelum pertandingan final menghadapi Persija, koran lokal di Jakarta sudah melakukan “psy war”, untuk bisa menang atas PERSIB, lakukan satu cara yaitu "Lumpuhkan Rukman". Akhirnya ketika pertandingan final berlangsungdi Stadion Senayan Jakarta, ia "dihajar" dua pemain Persija secara sengaja, satu pemain melakukan tackle, satu lagi menginjak lutut kanannya. Akhirnya Rukman cedera parah dan tidak bisa melanjutkan pertandingan.
Ia hanya bisa pasrah dengan meratapi cederanya, terlebih lagi PERSIB gagal membawa gelar setelah takluk 0-1.
Setelah pulih dari cedera ia kembali bermain untuk PERSIB hingga 1973. Setelah pensiun dari pemain, dia tidak meninggalkan dunia sepak bola. Ia sempat menjadi pelatih PERSIB junior yang saat itu dihuni beberapa bintang PERSIB seperti Asep Dayat, Dadang Kurnia, dan Fiator Ambarita. Ia ikut andil mencetak pemain-pemain berkualitas seperti Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Kekey Zakaria, dan Nandang Kunaedi.
Categories:
Biodata Pemain